Langsung ke konten utama

Pesantren Walisongo Pecangaan Boyong 6 Tropi

Porseni dan Kemah Santri 2011 
Pondok Pesantren Walisongo Pecangan mengikuti Porseni dan Kemah Santri 2011 yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara, Jum’at-Ahad (23-25/9) di MTs PB Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara.

Muhdi, Kepala Kemenag Jepara menuturkan bahwa Porseni dan Kemah Santri tersebut meliputi bidang kepramukaan, olahraga dan kesenian. “Kegiatan tersebut diisi dengan pelbagai perlombaan dan acara keagamaan. Ragam lomba yang di pertandingkan diantaranya adalah Lomba Baris-berbaris (LBB), Pionering, Mading 2D, Baca Kitab Klasik (mufakat), Puitisasi al-Aur’an, Cipta Puisi, Pidato Bahasa Inggris, Pidato Bahasa Arab, Pidato Bahasa Inggris, Tenis Meja, Seni Kriya, Kaligrafi dan Teknologi Tepat Guna (TTG),” tuturnya.

Selain itu, untuk melestarikan tradisi Nahdlatul Ulama’ kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai acara keagamaan diantaranya adalah tadarus al-Qur’an sehabis shalat Maghrib, tahlilan, istighotsah, shalawatan dan ziarah kubur.

H Ahmad Marzuqi SE, Wakil Bupati Jepara yang menjadi pembina upacara mengatakan bahwa perkemahan santri tersebut merupakan sarana pengukuhan ukhuwah islamiyah. “Dengan diselenggarakannya porseni ini akan terjalin silaturrahni antar santri maupun antar pengasuh ponpes di Jepara,” ungkapnya.

Selain itu, Wakil Bupati mengharapkan bahwa dengan adanya kegiatan tersebut akan menghasilkan santri yang peka terhadap perkembangan teknologi. “Perkembangan teknologi tepat guna pada era modern sekarang ini sangat pesat. Sehingga kami berharap pada kalangan santri pun dapat menciptakan dan mengembangkannya,” harapnya.

Partisipasi Pesantren Walisongo
Pada kegiatan yang bertemakan Sakti (Santri Aktif, Kreatif, Tangguh dan Inovatif) tersebut Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pecangaan memberi mandat kepada Ponpes Walisongo untuk mewakilinya. Marzuqi, Wakil KUA kecamatan Pecangaan  mengatakan bahwa Ponpes Walisongo dianggap mempunyai prestasi dan potensi yang besar baik dalam bidang keagamaan maupun ketrampilan. “Ponpes Walisongo merupakan pondok pesantren yang mempunyai keahlian yang mumpuni dan santrinya dapat diandalkan,” ungkapnya.

Dalam perkemahan santri tersebut, kontingen Walisongo dapat membawa pulang enam piala kejuaraan; Juara 1 Baca Kitab klasik (pa), Juara 3 Pidato Bahasa Inggris (pi), Juara 3 Baca Puisi (pi), Juara 1 Seni Kriya (pa), Juara 2 Cerkas (pa) dan Juara 3 Kaligrafi (pa).

Kepala MA Walisongo Pecangaan, Drs Rohmadi mengatakan bahwa persiapan untuk mengikuti kegiatan Porseni tersebut sangat kurang. “Madrasah baru mempersiapkan kontigen untuk mengikuti kegiatan tersebut pada hari Senin, sedangkan latihan maksimal baru dimulai hari Selasa. Sehingga kami hanya persiapan tiga hari untuk ikut kegiatan tersebut,” ungkap Rohmadi.

“Dengan hanya didapatkannya enam piala kejuaraan Porseni Kemenag kami sangat mengapresiasi keberhasilan siswa, karena kami tahu bahwa kegiatan tersebut persaingannya sangat ketat,” tambahnya.

Irbab Aulia Amri, S.Pd Pembina kontingen Pesantren Walisongo menyayangkan tentang telatnya pengiriman surat pemberitahuan karena sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi. “Seharusnya pengiriman surat pemberitahuan harus dilakukan jauh-jauh hari sehingga persiapan kita dapat maksimal dan dapat mendapatkan lebih banyak prestasi,” ungkapnya. (Rif’ul Mazid Maulana) 

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn