Langsung ke konten utama

Dialog Ramadhan PK IPNU-IPPNU MA Walisongo

Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) MA Walisongo Pecangaan mengadakan Dialog Ramadhan 1432 H, Ahad (21/08) kemarin bertempat di aula sekolah.

Shofwatun Amaliyah, ketua PK IPPNU MA Walisongo mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan puncak dari rangkaian kegiatan selama bulan Ramadhan. “Setiap pulang sekolah selama bulan Ramadhan, semua pengurus IPNU-IPPNU mengadakan acara tadarus al-Qur’an bersama. Pada acara ini kami juga melakukan khataman al-Qur’an,” ungkapnya saat di temui disela-sela kegiatan.

Kegiatan yang diikuti oleh 60 peserta dari pelbagai organisasi yang berada di bawah naungan MA Walisongo tersebut, juga melibatkan para pengurus OSIS MTs dan SMP Walisongo Pecangaan.

Pemateri dalam kegiatan dengan tema “Menumbuhkan sikap kepemimpinan Nahdlatul Ulama’ dalam jiwa pelajar” adalah Muhammad Muftil Umam (Ketua IPNU Cabang Jepara) dan Santi Andriyani (Ketua IPPNU Cabang Jepara).

Kepala Madrasah Aliyah Walisongo, Drs Rohmadi AF dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kerja nyata IPNU-IPPNU. “Dialog Ramadhan adalah langkah nyata IPNU-IPPNU sebagai garda terdepan kaderisasi Nahdlatul Ulama’ dalam mengawali lahirnya kader-keder yang Kreatif, Aktif dan Religius,” tuturnya.

Pada kenyataannya, lanjut Rohmadi  para pengurus NU cenderung lebih serius pada politik luar negeri sehingga dengan dasar itu maka NU seharusnya Khithah pada  kepemimpinan Gus Dur yang lebih mengupayakan terwujudnya kader yang berkualitas. “Tidak hanya dalam bidang agama Islam melainkan juga harus mampu menguasai Ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang saat ini,” jelasnya.

Sementara itu, Rif’ul Mazid Maulana, ketua Pimpinan Komisariat IPNU MA Walisongo Pecangaan menerangkan bawasanya kegiatan “Dialog Ramadhan 1432 H” tersebut merupakan sarana kaderisasi dan pelatihan berorganisasi. “Kaderisasi seharusnya kita lakukan terus menerus, karena mengingat IPNU-IPPNU merupakan organisasi kaderisasi. Proses kaderisasi tidak hanya dapat kita lakukan secara formal seperti Makesta, Lakmud maupun Lakut. Namun kegiatan seperti ini juga dapat dijadikan ajang kaderisasi,” terangnya.

Selain itu, lanjut Mazid forum tersebut bertujuan membentuk kader NU yang memiliki kepribadian yang memiliki Aqidah dan pengetahuan tentang Ahlussunnah Wal Jama’ah yang kokoh. “Apabila kader NU mempunyai jiwa Aswaja yang kuat maka tidak akan terombang-ambing dengan pengaruh arus global seperti Materialistik dan Radikalisme,” pungkasnnya. (rmm)  

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn