Langsung ke konten utama

Meski Ramadhan, Peringatan HUT RI Tetap Meriah

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 66 tahun 2011, Rabu (17/08) MA Walisongo Pecangaan Menggelar berbagai macam perlombaan. Diantarannya lomba lari bakiak, lomba baca teks proklamasi dan lomba baca puisi.

Muhamad Qulub, ketua panitia kegiatan tersebut mengatakan meskipun pada tahun 2011 peringatan tujuhbelasan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan tetapi semangat siswa-siswi untuk berpartisipasi sangat tinggi.  
“Semua kelas tidak ada yang absen mengirimkan perwakilannya dalam lomba ini, hal ini membuktikan bahwa walaupun bulan puasa tetapi semangat Nasionalisme siswa-siswi tidak pernah menurun,” ungkapnya.

Kegiatan yang diawali dengan upacara kemerdekaan tersebut dipusatkan di halaman sekolah. Meskipun matahari menyengat namun tidak menghambat berjalannya semua rangkaian kegiatan. “Perlombaan yang kami adakan pada hari kemerdekaan ini hanya bersifat pertandingan persahabatan, kami harapkan setelah peyelenggaraan kegiatan ini hubungan antarkelas dan jurusan akan semakin baik,” tambah Qulub.

Mukhlisin, S.Pd, M.Sc, Wakil kepala bagian kesiswaan menuturkan bahwa peringatan HUT RI tersebut akan mampu memunculkan bakat siswa-siswi. “Pengembangan potensi siswa tidak hanya dapat kita lakukan secara formal saja, namun hal-hal seperti ini juga dapat mengembangkan potensi dan bakat peserta didik utamanya dalam hal akademik,” tuturnya.

“Seharusnya masih banyak jenis perlombaan yang akan kami selenggarakan pada peringatan kemerdekaan ini, namun berhubung bertepatan pada bulan puasa jadi hanya tiga macam lomba  yang dapat kita adakan,” imbuh Mukhlisin.

Kepala MA Walisongo, Drs Rohmadi AF dalam Pidatonya mengharapkan bahwa bertepatannya HUT RI dengan peringatan hari turunnya al-Quran (Nuzulul Qur’an) siswa-siswi dapat berintropeksi diri dan meningkatkan mutu ketaqwaan. “Kami sangat berharap mulai dari hari yang berkah ini semua warga MA Walisongo mulai menata hati, menata diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada allah SWT, serta dapat menjadi manusia yang menjadi pedoman hidup orang lain,” harapnya.

Rasa Nasionalisme, lanjut Rohmadi, harus kita tambatkan dalam dada dan kita realisasikan dalam kehidupan berbangsa bernegara. “Dalam kehidupan kita dituntut untuk mempunyai jiwa cinta tanah air, sehingga dalam perjalanan hidup sikap-sikap kita tidak menentang tata tertib dan kebijakan-kebijakan pemerintah,” lanjutnya.

Kegiatan tersebut diwarnai oleh partisipasi beberapa guru. “Partisipasi guru dalam kegiatan ini merupakan cermin hubungan yang sangat harmonis antara guru dan peserta didik,” ungkap Mukhlisin.

Perlombaan peringatan HUT RI tersebut menghasilkan beberapa pemenang. Pada lomba baca puisi, juara 1 diraih Azifatul Alimah, disusul Riska Mufidatun Nikmah sebagai juara 2 dan juara 3 Salimatin Fikriyah. Lomba baca teks proklamasi, secara berurutan Juara 1 Muhammad Azka, juara 2 Rif’ul Mazid Maulana dan juara 3 Bambang Alamsyah. Pada lomba lari bakiak, juara 1 kelas XI IPA, juara 2 kelas XI IPS dan juara 3 kelas XA. Dari hasil tersebut keluar sebagai juara umum kelas XI IPA. (rmm)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn