Langsung ke konten utama

Karakteristik Pesantren dan Pramuka

Apabila kita ketahui lebih dalam antara pola pendidikan di pesantren dan pola pendidikan yang ada pada kegitan pramuka maka kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa senyogyanya kedua hal tersebut bertujuan untuk membina watak manusia agar menjadi orang yang baik, mandiri, bertanggung jawab dan dapat menjadi suri tauladan bagi orang lain.

Banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan di pesantren merupakan pendidikan kelas bawah, pendidikan yang tak bernilai ekonomis dan pendidikan yang kolot. Namun apabila kita tela’ah secara lebih jauh tentang pesantren maka kita akan mengetahui sejatinya arti pendidikan yang sebenarnya.

Pola pengajaran yang ada di pesantren, kita di tuntut untuk hidup sederhana dan mandiri. Kebisaan inilah yang membuat karakteristik para ulama’ menjadi seorang yang disegani di masyarakat. Dapat dapat menjadi teladan bagi orang lain. Karakter seperti inilah yang seperti yang sekarang ini telah digencarkan untuk mencapai taraf pendidikan berkarakter.

Pada pendidikan pesantren kita juga diajarkan bagaimana hidup berdampingan dengan orang lain, hidup rukun dan saling melengkapi kekurangan orang lain. Peran ulama’ sangat besar terutama dalam hal mambina mental dan spiritual masyarakat. Santri biasanya menjadi sandaran hidup masyarakat dalam menghadapi persoalan yang dihadapi.

Seorang santri bukan hanya dianggap tau tentang persoalan agama, namun juga dituntut untuk dapat memberikan jalan keluar mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakatnya seperti masalah ekonomi dan pendidikan. Unuk tujuan ini banyak santri yang berusaha untuk melakukan pelayanan sosial tanpa mengenal waktu.

Pada zaman globalisasi sekarang ini ada sebuah kegiatan diluar jalur formal yang bernama pramuka atau Praja Muda Karana yang memiliki pola pengajaran serta tujuan yang sama dengan pesantren yaitu menjadikan seseorang berkepribadian baik dan dapat menjadi suri tauladan orang lain. Namun yang membedakan adalah obyek kajiannya. Pada pendidikan karakter pesantren, santri di tuntut untuk dapat menyebarkan agama islam serta mendalami ilmu-ilmu klasik.

Sedangkan pada obyek Pramuka adalah menanamkan jiwa semangat cinta tanah air (Hubbul wathan). Jiwa nasionalisme kita gembleng dengan latihan-latihan kemandirian serta bersosial. Sehingga kita dapat mempunyai loyalitas serta kepatuan terhadap kekuasaan yang ada di negara kita. Kita juga dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan yang sesuai untuk meghadapi globalisasi yang terus merajai pada masyarakat kita adalah pendidikan pesantren dan pramuka. Karena kedua elemen ini dapat menjadikan kita masyarakat yang mandiri, selektif, peka zaman sera memiliki jiwa Nasionalisme dan Patriotisme kepada negara. (Rif’ul Mazid Maulana)

  
     
 

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn