Langsung ke konten utama

Evi Fatmawati, Ketua PMR MA Walisongo 2011-2012

Palang Merah Remaja (PMR) Wira Yudha Utama Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan mengadakan Reorganisasi, Ahad (23/10). Kegiatan itu diikuti 43 peserta terdiri dari anggota baru, pengurus harian dan alumni.

Kegiatan itu diawali dengan ramah tamah dari pembina dan alumni lalu dilanjutkan dengan penyampaian laporan pertanggung jawaban (LPJ) oleh pengurus harian terdahulu.

Alifatu Rahmaniah, ketua PMR demisioner menuturkan bahwa penyampaian laporan pertanggung jawaban sangat penting untuk disampaikan secara terbuka agar pengurus selanjutnya dapat dengan mudah menentukan program kerjanya.

“Laporan pertanggung jawaban merupakan napak tilas perjalanan organisasi kami selama setahun ini, sehingga sangatlah penting untuk kami sampaikan agar dapat menjadi bahan acuan atau pembelajaran untuk pengurus selanjutnya,” tuturnya.

Alif berharap reorganisasi dapat menghasilkan pemimpin yang baik dan bijaksana. Setelah laporan pertanggung jawaban, acara dilanjutkan dengan pengenalan visi dan misi calon ketua. Calon ketua PMR tahun periode 2011-2012 Muhammad Miftahul Umam (XI IPA), Evi Fatmawati (XI IPA), Ruaniah (XI IPS) dan Ahmad Sirojudin (XI Keagamaan).

Setelah dilakukan pemilihan, Evi Fatmawati terpilih menjadi ketua PMR Wira Yudha Utama tahun periode 2011-2012. Dengan mendapatkan 17 suara, unggul satu angka dari Muhammad Miftahul Umam.

Evi sebagai ketua PMR terpilih mengaku dirinya mencalonkan diri karena dorongan dari teman-temannya. “Tidak pernah terlintas dipikiran saya untuk menjadi pengurus apalagi ketua. Saya ikut organisasi PMR ini semata hanya ingin belajar tentang kepalangmerahan dan mempunyai pengalaman dalam menolong orang,” ungkapnya.

Fatmawati menambahkan bahwa dirinya akan berusaha menata dan mengembangkan organisasi PMR secara kualitas maupun kuantitas. “Kepercayaan dan kebersamaan adalah modal awal saya untuk mengembangkan potensi teman-teman dalam berorganisasi. Sehingga saya akan berusaha untuk menjadi pemimpin yang baik, bijaksana dan membawa PMR ini lebih berprestasi,” tambahnya.

Irbab Aulia Amri, S.Pd, pembina PMR MA Walisongo mengharapkan kerjasama semua pihak agar organisasi tersebut dapat berjalan lancar sesuai yang di programkan. “Kerjasama dari semua pihak baik dari alumni maupun dewan kehormatan sangat saya harapkan agar PMR ini dapt lebih baik,” harap Irbab. (Rif’ul Mazid Maulana)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn