Langsung ke konten utama

Rif'ul Mazid Maulana : Hidup Seperti Air Mengalir

Rif’ul Mazid Maulana, adalah anak pertama dari dua saudara pasangan Busairi dan Noor Wahidatun. Laki-laki, kelahiran Jepara, 15 Maret 1995 tersebut tinggal di Desa Troso, Rt 07 Rw 7 Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Rif’ul, panggilan akrabnya mempunyai adik laki-laki yang bernama Habib Nihla Thohari, yang masih duduk di Sekolah Dasar.

Rif’ul, memulai jenjang pendidikan formalnya di Taman Kanan-Kanan (TK) “Sekar Tanjung” Troso lulus tahun 2001. Rif’ul kecil dikenal mudah bergaul dan aktif kepada teman-temannya. Kemudian, Sekolah Dasar dia tempuh Selama 6 tahun di SD Negeri 04 Troso lulus tahun 2007.

Sejak duduk di kelas satu hingga kelas enam Sekolah Dasar dia selalu menempati peringkat 3 besar paralel. Tidak hanya capain akademik tersebut. Dia beberapa kali mengikuti olimpiade tingkat kecamatan dan pada tahun 2005 di mendapatkan predikat sebagai “Siswa Teladan” di SD tersebut. Mulai sejak SD pun Rif’ul sudah aktif mengikuti kegiatan diluar kampus, utamanya adalah Kepramukaan.

Sebagai anak pertama, Rif’ul tidak hanya diam melihat kondisi keluarga yang berada di garis kemiskinan. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (Kelas 5) dia sudah mulai bekerja. Pekerjaan tersebut biasa dia kerjakan setelah pulang sekolah. Kerja yang dia lakukan yaitu menjadi buruh tenun ikat desa Troso di para pengusaha tenun. 

Selanjutnya, karena latar belakang agama keluarga yang sangat kuat dia tidak di izinkan untuk bersekolah di Sekolah Negeri. Setelah menuntaskan studi di SD Negeri 4 Troso, dia meneruskan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah ‘Walisongo’ Pecangaan. Selain pendidikan umum di MTs “Walisongo’ Pecangaan dia juga mendapatkan pendidikan keagamaan.

Jarak antara sekolah dan rumah sekitar 3 Km, untuk mencapai sekolah tersebut dia tempuh dengan jalan kaki sejauh 1 Km terlebih dahulu untuk samapi ke jalan Raya kemudian dia lanjutkan naik bus umum. Dari kelas tujuh hingga sembilan di sekolah tersebut, dia selalu menempati peringkat tiga besar. 

Laki-laki yang hobi menulis tersebut memulai belajar berorganisasi sejak di MTs, ketika masa sekolah di MTs dia pernah menjabat sebagai Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Periode 2008-2009 dan ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tahun 2007 hingga 2008. Selain itu, dia juga aktif di Kepramukaan dan Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Dia lulus MTs Walisongo Pecangaan tahun 2010 dengan Predikat Lulusan Terbaik Pertama.

Kemudian pendidikannya di lanjukan di Madrasah Aliyah Walisongo, di MA tersebut putra Busairi ini masih konsisten mempertahankan prestasinya di bidang akademik, mulai duduk di kelas sepuluh hingga dua belas, dia selalu menempati peringkat pertama paralel. Oleh karena itu, selama tiga tahun dia memperoleh beasiswa dari Yayasan ‘Walisongo’ Pecangaan dan dibebaskan dari biaya pendidikan di sekolah tersebut. Selain itu, karena berasal dari keluarga tidak mampu dia juga memperoleh beasiswa Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari Pemerintah.

Semenjak di Madrasah Aliyah Rif’ul menyadari bahwa dia harus mengasah bakat secara individu maupun secara organisasi. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler pernah dia ikuti, mulai dari English Convention Community (ECC). Teater Laras, Jurnalistik, Maintenance Komputer, Desain hingga Club Fisika. Selain aktif mengikuti ekstra, dia juga aktif berorganisasi. Di mulai menjadi Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Pimpinan Komisariat MA Walisongo (2010-2011), Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) MA Walisongo tahun (2011-2012), Pimpinan Umum Matapena MA Walisongo (2012-2013), Web Developer MA Walisongo, hingga Pemangku Adat Kepramukaan di MA tersebut.

Selain aktif berorganisasi di dalam Sekolah, dia juga mulai menapaki karir organisasi di luar sekolah, di mulai dari Pimpinan Anak Cabang IPNU Kecamatan Pecangaan, Cikal NU Kabupaten Jepara hingga Pimpinan Cabang IPNU Kabupaten Jepara.

Rif’ul, sejak di bangku Madrasah Aliyah juga mulai aktif menulis di berbagai media cetak maupun elektronik. Mulai dari Majalah LP Ma’arif Jawa Tengah, Majalah Suara Muda (Suara Merdeka), Majalah Gelora Kartini, hingga banyak tulisannya di muat di rubrik jurnalisme warga Suara Merdeka. Selain di media cetak, dia juga aktif di media elektronik, diantaranya adalah Soeara Moeria, NU Online (Situs Resmi PBNU), Kabar Seputar Muari, Warta Demak, Kompi dan Web developer di MA Walisongo. Kegiatan kepenulisan tersebut masih ditekuninya hingga sekarang.

Dari kebiasaan menulis tersebut dia memperoleh beasiswa kepenulisan dari Gerakan Santri Indonesia Menulis Kementrian Agama bekerja sama dengan Matapena Jogja karta pada tahun 2012 hingga di percaya menjadi pembicara di beberapa pelatihan kepenulisan di Jepara.

Selain itu, prestasi lain yang di pernah torehkan selama bersekolah di MA Walisongo adalah Juara 2 Lomba Reportase Jurnalisitik Porseni dan OSN LP Ma’arif Jawa Tengah, Juara 1 Lomba Reportase Jurnalistik Porseni LP Ma’arif Kabupaten Jepara, Juara 2 Lomba Karya Ilmiah Pelajar Kabupaten Jepara, Juara 1 Lomba desain website Kabupaten Jepara, Juara 1 lomba fotografi Kabupaten Jepara, Juara 3 Olimpiade PMR Kabupaten Jepara dan Juara 3 Cerdas Cermat Pramuka Kabupaten Jepara.

Di akhir kelas dua belas MA Walisongo, Rif’ul bimbang untuk melanjutkan masuk ke perguruan tinggi karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mendukung. Meskipun demikian dia tidak menyerah terhadap takdirnya, dia berusaha kesana-kemari untuk mencari beasiswa, mulai mendaftarkan diri beasiswa Unggulan Paramadina, Beasiswa Unggulan Yohanes Surya hingga Bidikmisi. Meskipun tidak sedikit yang di tolak akhirnya dia memperoleh beasiswa Bidikmisi dari Pemerintah di Universitas Negeri Semarang.

Rif’ul memilih program studi Fisika sebagai konsentrasinya di Universitas Negeri Semarang bukan karena alasan yang sepele, dia mempertimbangkan dengan luas masa depan dan peluang untuk dapat dilakukan di masa yang akan datang. Laki-laki yang bercita-cita sebagai dosen tersebut berniat untuk dapat melanjutkan studi strata duanya di luar negeri sepeti dosen-dosennya di Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang.

Tahun awal, Rif’ul di Unnes banyak belajar beradaptasi, hidup mandiri serta mencoba untuk menata langkahnya menuju cita-cita yang dia inginkan. Saat ini, dia aktif di Lembaga Kemahasiswaan dan Unik Kegiatan Mahasiswa yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisika dan Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M). Prestasi awal yang ditorehkannya di kampus Konservasi ini adalah menjadi penulis Hardnews terbaik pada tahun 2013. Karena kedisiplinan dan tanggungjawabnya dia dipercaya tema-teman satu rombongan belajarnya untuk menjadi Ketua (Komting).

Meskipun baru sedikit prestasi yang mulai dia ukir di Kampus Konservasi ini, namun dia menargetkan ingin mempunyai prestasi yang banyak baik dalam bidang Fisika maupun karya ilmiahnya, baik lokal maupun nasional. Selain itu, dia juga mempunyai impian yang akan dia wujudkan untuk mengikuti konvensi Internasional, cita-citanya untuk go internasional tersebut bukan sebatas impian namun dia sudah memulai langkah-langkahnya, diantaranya dengan mendaftarkan diri menjadi anggota Indonesia Green Action Forum (IGAF).

Selain, berkonsentrasi di pendidikan perkuliahan Rif’ul juga memperdalam ilmu agamanya di Pondok Pesantren Durrotu Ahlisunnah Waljama’ah, Sekaran, Gunungpati Semarang, asuhan Kyai Masrokhan. Motto hidup yang selalu dia tanamkan dalam kesehariannya adalah “Kebersamaan Allah senantiasa membawa kita kearah kebaikan, maka jangalah ada rasa curiga kepadaNya niscaya rasa itu yang akan membawa keburukan”. Sehingga dalam melakukan kegiatan, dia selalu optimis dan positif karena semua adalah jalan hidup yang harus dilalui dengan indah.

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

MA Walisongo Ikuti Lomba Perpajakan

Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan berpartisipasi pada kegiatan Lomba Perpajakan "Tax For Student", Kamis (29/09). Kegiatan yang diadakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, dipusatkan di Gedung Wanita Jepara. Kegiatan yang diperlombakan adalah Lomba Cedas Cermat, Lomba Performance dan Lomba Poster Perpajakan.   Bupati Jepara, Drs Hendro Martojo MM, dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan tersebut merupakan proses sosialisasi kepada pelajar mengenai perpajakan. “Pelajar merupakan elemen terpenting dalam mewujudkan program Menuju Jepara Tertib Pajak (MJTP),” tutunya. Kegiatan yang diikuti oleh lima belas SMA se-kabupaten Jepara menempatkan MA Walisongo sebagai satu-satunya Madrasah Aliyah swasta yang mendapatkan undangan dari KPP Pratama Jepara. Mukhlisin, S.Pd, M.Sc,Wakil kepala bagian Kesiswaan mengatakan bahwa hal tersebut membuktikan bahwa MA Walisongo merupakan salah satu Madrasah Aliyah unggulan. “Tidak semua Madrasah Aliyah dapat mendapatkan kehormatan untuk megi