Langsung ke konten utama

Mahasiswa Semarang Dukung Penolakan Pabrik Semen

Teatrikal Oleh Aliansi Mahasiswa Semarang
Exsan Ali Setyonugroho*

Semarang – Kamis (2/3), Gedung Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang digeruduk ratusan masa dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegungan Kendeng (JMPPK) dan Solidaritas Mahasiswa Semarang untuk Kendeng yang terdiri dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), UIN Walisongo, Universitas Diponegoro (Undip), Polines, UPGRIS dan Unwahas serta berbagai komunitas dan organisasi ekstra kampus terdiri PMII, GMNI, HMI. Mereka berbondong-bondong melakukan long march dari Museum Ronggowarsito menuju PTUN Semarang untuk menuntut dibatalkannya pembangunan Pabrik PT. Semen Indonesia di Rembang.

Sekitar 500-an massa dari Ronggowarsito yang akan masuk ke pelataran Gedung PTUN sempat dihadang oleh pihak keamanan. Karena di dalam pelataran Gedung PTUN sudah berkumpul massa yang dalam hal ini mendukung pembangunan pabrik. Sempat terjadi adu mulut, namun beruntung tidak terjadi adu fisik, karena massa dari penolak pabrik semen telah diizinkan masuk untuk melakukan aksi damai.

Dalam tuntutan aksi kali ini, massa penolak pendirian pabrik semen mendesak kepada majelis hakim PTUN Semarang untuk berpihak kepada masyarakat dan kelestarian lingkungan. Tak hanya itu, mereka juga meminta hakim melihat  secara utuh dan jujur dalam melihat fakta persidangan yang ada, sehingga putusannya memihak pada kelestarian lingkungan.

Aksi damai diawali oleh ibu-ibu asal Gunem, Rembang yang melantunkan tembang-tembang macapat demi kelestarian Pegunungan Kendeng. Disambung orasi satu per satu dari elemen-elemen massa yang menolak pendirian pabrik semen. Salah satu orasi yang paling menarik datang dari Ubaidilah Ahmad, Dosen UIN Walisongo asal Rembang. Ia mengatakan “Dzikir dan Tahlil haram hukumnya jika digadaikan untuk membela kepentingan modal yang merugikan rakyat. Ajaran islam bukan untuk merugikan rakyat kecil, ajaran islam untuk membela orang-orang lemah dan tertindas”. Hal tersebut terlontar lantaran massa dari pendukung Pabrik Semen melakukan dzikir dan tahlilan di samping aksi damai massa penolak pabrik semen, yang pada kesempatan itu datang menggunakan empat bus eksekutif ber-AC.

Aksi damai menolak pabrik semen juga diwarnai dengan pembacaan puisi dan teatrikal dari mahasiswa UIN Walisongo. Digambarkan rakyat telah termakan hasutan kapitalis untuk ikut bekerjasama menjual tanah demi pembangunan pabrik semen. Namun kenyataanya, setelah pabrik berdiri, rakyat bukannya tambah sejahtera namun semakin diperbudak oleh modal dan kedaulatannya hilang seketika. Sawah ladang rusak berantakan, rakyat tidak mampu lagi berdaulat atas pertaniannya.

Digambarkan pula dalam teatrikal, kebudayaan luhur, ekonomi kerakyatan dan ketahanan pangan telah terkikis habis oleh modal dan budaya hedonis. Teatrikal tersebut dimaksudkan agar semua orang sadar akan bahanyanya kapitalisme yang menyamar sebagai malaikat, namun menusuk dari belakang, serta mengingatkan pentingnya menjaga alam dan lahan untuk kedaulatan petani.

Selain itu, sidang telah berlangsung di dalam Gedung PTUN. Agendanya pemberian berkas kesimpulan kepada hakim dari pihak penggugat pendirian Pabrik Semen di Gunem, Rembang. Hakim memutuskan untuk menunda sidang dan dilanjutkan pada 16 April 2015 mendatang dengan agenda pembacaan putusan hakim terkait gugatan yang dilayangkan pihak penolak pabrik semen.

Pihak Solidaritas Mahasiswa Semarang Peduli Pegungan Kendeng yang ikut aksi kali ini mengharapkan, agar seluruh mahasiswa dari Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo dan daerah lain bisa ikut memberikan dukungan moral kepada ibu-ibu dan warga Pegunungan Kendeng, Rembang, serta mengawal sidang putusan 16 April 2015 mendatang di PTUN Semarang. Hal ini karena dukungan moral kepada warga Pegungan Kendeng sangat diperlukan dalam persidangan nanti. []

*Pegiat di Rumah Buku Simpul Semarang dan Menteri Kajian dan Kebijakan Strategis BEM KM Unnes.

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

MA Walisongo Ikuti Lomba Perpajakan

Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan berpartisipasi pada kegiatan Lomba Perpajakan "Tax For Student", Kamis (29/09). Kegiatan yang diadakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, dipusatkan di Gedung Wanita Jepara. Kegiatan yang diperlombakan adalah Lomba Cedas Cermat, Lomba Performance dan Lomba Poster Perpajakan.   Bupati Jepara, Drs Hendro Martojo MM, dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan tersebut merupakan proses sosialisasi kepada pelajar mengenai perpajakan. “Pelajar merupakan elemen terpenting dalam mewujudkan program Menuju Jepara Tertib Pajak (MJTP),” tutunya. Kegiatan yang diikuti oleh lima belas SMA se-kabupaten Jepara menempatkan MA Walisongo sebagai satu-satunya Madrasah Aliyah swasta yang mendapatkan undangan dari KPP Pratama Jepara. Mukhlisin, S.Pd, M.Sc,Wakil kepala bagian Kesiswaan mengatakan bahwa hal tersebut membuktikan bahwa MA Walisongo merupakan salah satu Madrasah Aliyah unggulan. “Tidak semua Madrasah Aliyah dapat mendapatkan kehormatan untuk megi