Langsung ke konten utama

Ramadhan, Siswa MA Walisongo Kaji Usyfuriah


Pecangaan, Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan 1433 H, MA Walisongo Pecangaan mengadakan pengajian Kitab klasik. Pengajian tersebut dilaksanakan sebelum jama’ah solat Dzuhur pada tanggal 23 Jui hingga 11 Agustus di Aula madrasah. Kegiatan yang mengkaji kitab ‘Usyfuriah’ tersebut, diikuti oleh semua siswa-siswi MA Walisongo.


Ahmad Mukhlisin, A. Md, Wakil kepala bagian kegamaan dan hubungan masyarakat mengatakan bahwa kitab  ‘Usfuriah’ dipilih sebagai bahan kajian karena pada kitab itu berisi hadist-hadist tentang tuntunan kehidupan. “Hadits-hadits dalam kitab  ‘Usfuriah’ berisi tentang pedoman dan prinsip untuk menjadi hamba allah yang lebih bertaqwa,” tuturnya.

Dengan semakin runtuhnya moral generasi muda, lanjut Mukhlisin, perlu adanya pengajaran dan pelajaran tentang Ahklaq dan Aqidah, karena dalam suatu hadist sudah dijelaskan bahwa Ahklaq lebih tinggi derajatnya dari pada ilmu pengetahuan.

“Dengan hal tersebut maka pada bulan Ramadhan ini adalah saat yang tepat untuk memberikan pendidikan ahklaq serta menambah pengetahuan tentang hadist-hadist Rosulullah,” lanjutnya.

Selain itu, lanjutnya, kitab usfuriah juga di lengkapi dengan cerita-cerita dari sahabat-sahabat nabi sehingga dapat meningkatkan ketaqwaan kita.

“Kitab usfuriah tersebut selain di lengkapi tuntunan kehidupan juga di lengkapi cerita-carita dari sahabat, sehingga kita akan lebih mengerti tentang kebesaran Allah SWT,” lanjutnya.

Muhammad Miftahul Umam (XII IPA), peserta kegiatan tersebut mengaku bersyukur dapat mengikuti pengajian tersebut karena dapat menambah ilmu serta mencerahkan hatinya.

“Saya bersyukur pengajian seperti ini masih dapat di selenggarakan karena dapat menambah ilmu, nasehat serta memperoleh cerita-cerita yang mendidik,” akunya.

Drs. Rohmadi AF, Kepala MA Walisongo Pecangaan mengatakan bahwa kegiatan tersebut diwajibkan untuk semua siswa. “Pengajian selama Ramadhan ini adalah kegiatan yang bersifat wajib yang harus diikuti oleh semua siswa,” ungkapnya.

Pengajian kitab selama bulan Ramadhan tersebut dipandu oleh para kyai dan guru agama di MA Walisongo Pecangaan yang telah mumpuni dalam bidang keagamaan. Mereka adalah KH Khumaidillah, KH Hariyanto, S.Ag, KH Muwassaun Ni’am, S.Ag, KH Asmuni Lc, KH Nur Rohmat, S.Ag dan KH Ahmad Badruddin, Lc, Ainun Najib, S.Ag, serta KH Zakariyah Asmawi. (Rif’ul Mazid Maulana)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn