Langsung ke konten utama

Yayasan Walisongo Pecangaan, Gelar Muwadda’ah Bersama

Jepara-Yayasan Walisongo Pecangaan menggelar Muwadda’ah bersama pada Ahad, (27/05). Kegiatan yang bertempat di halaman Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan tersebut diikuti sekitar 1500 orang yang terdiri dari 472 wisudawan, yaitu MTs (85 Wisudawan), SMP (84 Wisudawan), MA (114 Wisudawan), SMA (129 Wisudawan) dan SMK (60 Wisudawan) serta wali murid dan tenaga kependidikan se Yayasan Walisongo.

KH Zakariya Asymawi, Lc, Ketua Umum Yayasan Walisongo Pecangaan mengucapkan terimakasih kepada semua orang tua wali murid yang telah mempercayakan pendidikan putra-putrinya di Yayasan Walisongo.

“Yayasan Walisongo tidak hanya memberikan pendidikan akademis kepada siswa-siswinya namun juga memberikan pendidikan akhlak,” ucapnya.

Zakariya, meneruskan bahwa pendidikan akhlak lebih dibutuhkan dalam menghadapi era global yang semakin kejam.

“Pada saat sekarang akhlaq yang luhur sangat di perlukan untuk membentuk pribadi insan yang baik,” terusnya.

Pada sambutannya beliau juga mengumumkan kelulusan 100% di tingkat MA, SMA dan SMK Walisongo. “Selain lulus 100%, pada tahun ini MA, SMA dan SMK Walisongo juga memperoleh prestasi yang gemilang,” kata Zakariyah.

Prestasi tersebut adalah jurusan Bahasa MA Walisongo mendapatkan peringkat 1 nilai UN tertingi SMA/MA Negeri dan Swasta Se Kabupaten Jepara, Jurusan IPA MA Walisongo peringkat 2 nilai UN tertinggi SMA/MA Negeri dan Swasta Se Kabupaten Jepara. Jurusan IPA SMA Walisongo mendapatkan peringkat 1 nilai UN tertinggi SMA Swasta se Kabupaten Jepara, Jurusan IPS SMA Walisongo mendapatkan peringkat 1 nilai UN tertinggi SMA Swasta Se Kabupaten Jepara, Jurusan Bahasa SMA Walisongo meraih peringkat 2 nilai UN tertinggi SMA Swasta Se Kabupaten Jepara, Jurusan Kriya tekstil SMK Walisongo mendapatkan Juara 1 lukis batik tingkat kabupaten Jepara dan Juara 3 Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

KH Sya’roni Ahmadi, dalam Mauidloh Hasanahnya berpesan kepada semua wisudawan untuk tidak berhenti untuk menuntut ilmu.

“Pada saat sekarang banyak sekali keharaman yang beredar di manapun, hal tersebut hanya dapat di cegah oleh oarang-oarang yang berilmu,” pesannya.

Kehormatan, lanjut KH Sya’roni, tergantung terhadap ilmu dan kesopanan seseorang. “Pakaian dapat menghantarkan kehormatan seseorang sebelum bicara, sedangkan ilmu dapat menghantarkan kehormatan seseorang setelah bicara,” lanjutnya.

KH Ahmad Marzuqi, SE, Bupati Jepara mengucapkan terimakasih kepada semua pengurus dan tenaga pendidik yang telah mengamalkan ilmunya di Yayasan Walisongo Pecangaan.

“Terimakasih kepada tenaga pendidik di yayasan walisongo yang telah berupaya sekuat tenaga untuk mencerdaskan generasi muda di Kabupaten Jepara,” tuturnya.

Pada kegiatan tersebut juga diisi dengan pentas seni dari siswa-siswi SMP Walisongo Pecangaan, peresmian Walisongo shoping center oleh Bapak H Ahmad Marzuqi, S.E dan pameran karya seni siswa-siswi Madrasyah Aliyah Walisongo Pecangaan. (Rif’ul Mazid Maulana)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn