Langsung ke konten utama

Rif’ul Mazid Maulana, Sabet Juara 2 Lomba LKTIP WAPALHI Jepara

Jepara-Rif’ul Mazid Maulana Siswa Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan berhasil menyabet juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar (LKTIP) yang di selenggarakan oleh Wahana Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup INISNU (WAPALHI) Jepara, baru-baru ini. Makalah yang di lombakan pada acara tersebut berjudul ‘Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah dari Limbah Plastik’.

Mazid, mengaku tidak mengharapkan dirinya akan masuk dalam peringkat tiga besar. “Saya baru pertama kali mengikuti lomba karya ilmiah sehingga saya sama sekali tidak menargetkan untuk menang, sudah masuk dalam 10 besar pun saya sangat bersyukur,” Akunya.

Namun karena ini sudah taqdir Allah, lanjut Mazid, sehingga saya hanya bisa bersyukur dan terus belajar untuk membuat Karya Tulis Ilmiah yang lebih bagus lagi.

Mukhlas Adi Putra, S.Pd, guru pembimbing kontingen Karya Tulis Ilmiah MA Walisongo mengatakan hasilnya sesuai yang ia targetkan

“Sebelumnya sudah saya targetkan akan masuk tiga besar karena dalam segi administrasi makalah sudah baik serta presentasinya juga menarik namun saya berharap kepada pemenang untuk tidak puas karena masih banyak kegiatan serupa yang menanti,” kata Mukhlas.

Sampah
Maulana, mengatakan bahwa karya ilmiahnya termotivasi dari kebiasaan buruk masyarakat yang sering membuang sampah plastik di tanah.

“Sampah plastik merupakan sampah yang non-biodegradabel sehingga apabila kita buang ketanah sampah tersebut akan menjadi lembaran-lembaran dan tidak akan pernah teruraikan oleh mikroorganisme pengurai yang ada di dalam tanah,” katanya.

Maulana, menghimbau kepada semua masyarakat untuk tidak membuang sampah disembarang tempat serta mengurangi penggunaan plastik.

“Saya berharap masyarakat untuk dapat mengurangi penggunaan plastik karena plastik sangat tidak bersahabat dengan alam,” himbaunya.

Pada lomba tersebut Rif’ul Mazid Maulana mendapatkan Tropi, uang pembinaan serta piagam penghargaan. (Rif’ul Mazid Maulana)


Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn