Langsung ke konten utama

PAC IPNU-IPPNU Pecangaan Gelar Up Gredding

Peserta Nampak Serius Mengikuti Pelatihan
Jepara-Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Pecangaan menggelar up gredding dan rapat koordinasi pada, Kamis-Jum’at (10-11/05) kemaren. Kegiatan tersebut bertempat di pondok pesantren Darul Qur’an Desa Pecangaan Kulon.

Abdul Jalil, Ketua PAC IPNU kecamatan Pecangaan mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pendidikan dasar keorganisasian bagi seluruh pengurus PAC IPNU-IPPNU serta membuat strategi organisasi.

“Dalam kegiatan ini kami ingin memberikan pelatihan dasar keorganisasian kepada seluruh pengurus PAC yang baru saja di lantik serta merumuskan strategi keorganisasian,” Katanya.

Jalil meneruskan bahwa selain memberikan latihan keorganisasian pada kegiatan ini juga pertujuan untuk memperkokoh tali silaturrahmi antar pengurus. 

“Pengurus PAC Pecangaan berasal dari berbagai desa di Kecamatan Pecangaan sehingga pada kesempatan ini juga digunakan untuk memperkokoh tali persaudaraan antar pengurus,” terusnya.

Dia mengharapkan kepada seluruh peserta up greding untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan baik serta dapat memajukan Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Pecangaan mendatang.

“Kami berharap kepada seluruh pengurus yang baru untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, karena kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memajuan PAC mendatang,” harap Abdul Jalil.

Selain pemberian materi up gredding, kegiatan tersebut juga di isi dengan ramah tamah dan rapat koordinasi dengan seluruh pengurus serta alumni PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Pecangaan.

Tantangan
Yahya Irsyadi, mantan Ketua PAC IPNU Kecamatan Pecangaan mengatakan tantangan IPNU-IPPNU semakin berat. 

“Pada saat sekarang tantangan IPNU-IPPNU lebih berat karena kebanyakan pola fikir masyarakat sekarang ini lebih mementingkan hal materi dari pada mengikuti organisasi semacam ini,” katanya.

Beliu juga menjelaskan bahwa IPNU-IPPNU seharusnya memiliki program kerja yang nyata yang berdampak langsung terhhadap kehidupan bermasyarakat. 

“Program kerja yang di buat harus dekat dan berdampak langsung pada masyarakat agar kita lebih diperhitungkan dari pada organisasi lain yang hanya memiliki nama saja namun tidak ada program kerja yang nyata,” jelasnya.

Siti Fitriyani, Ketua PAC IPPNU Pecangaan menargetkan bahwa selama 100 hari pertama masa jabatannya harus bisa menghidupkan ranting-ranting yang ada di kecamatan Peangaan.

“Mengaktifkan kembali ranting yang ada di Kecamatan Pecangaan menjadi prioritas utama kami, karena dari 12 ranting yang ada di kecamatan Pecangaan baru 3 ranting yang IPNU-IPPNU aktif,” ungkapnya. (Rif’ul Mazid Maulana)






 

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn