Langsung ke konten utama

Belajar, Berkarya dan Berorganisasi

Rif'ul Mazid Maulana
Belajar, berkarnya dan berorganisasi, begitulah rutinitas yang sehari-hari dilakukan oleh Rif’ul Mazid Maulana, putra pertama dari pasangan Busairi dan Noor Wahidatun. Cowok yang sering dipanggil Mazid itu mempunyai sifat ramah dan mudah bergaul sehingga banyak teman yang merasakan kenyamanan apabila bersahabat dengannya.

Belajar
Jenjang pendidikan anak Jepara ini diawali dari pendidikan sekolah dasar di SDN Troso 04 yang dituntaskan pada tahun 2007. kemudian ia melanjutkan belajarnya di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Walisongo Pecangaan lulus tahun 2010. Cowok yang menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting untuk menjadi insan yang berilmu dan berkompeten itu sekarang masih menyelesaikan studynya di MA Walisongo Pecangaan.

Ia mengatakan bahwa pendidikan merupakan suatu fase dalam kehidupan manusia yang sangat penting karena dalam fase ini manusia akan dibekali ilmu dan ketrampilan sehingga akan menunjang pada fase berikutnya. “Dengan pendidikan seseorang dapat menahlukkan dunia, tanpa pendidikan seseorang akan ditahlukkan dunia,” katanya.

Dalam bidang Akademik banyak prestasi yang telah diraihnya, antara lain adalah Juara Cerdas Cermat Pramuka Penggalang tahun 2010, Juara 3 Olimpiade PMR tahun 2010, Juara 2 Cerdas Cermat Santri tahun 2011 dan ia juga sering mendapatkan predikat bintang kelas.

Selain mempunyai prestasi akademik ia juga mempunyai prestasi non akademik terbukti dengan diraihnya juara 1 Design web blog pada Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) PC IPNU-IPPNU Kabupaten Jepara tahun 2011.

Berkarya
Kehidupan remaja akhir-akhir ini sangat memprihatinkan, terbukti dengan semakin rendahnya minat baca siswa. Namun hal tersebut tidak berlaku pada cowok yang satu ini, kegemarannya membaca buku membuatnya tertantang untuk berevolusi membuat sebuah karya, terlebih lagi setelah bersekolah di MA Walisongo Pecangaan ia mengikuti ektrakurikuler Jurnalistik yang diasuh oleh Penulis kenamaan Syaiful Mustaqim, S.Pd.I.

Beberapa karyanya telah dipublikasikan dimedia cetak antara lain adalah puisinya yang berjudul ‘Menggapai Bayangmu’ telah diantologikan (*), Nada dalam Do’a (Majalah Ma’arif Jawa Tengah:2011), Imajinasi (Suara Remaja:2011) dan Kasih Sayang Sang Kuasa (Nominasi 10 Puisi Pelajar Terbaik Se Eks Karisidenan Pat:201i). Selain itu ia juga aktif menulis dibeberapa media cetak dan elektronik antara lain di Suara Merdeka, NU Online, Suara Remaja dan Kabar Seputar Muria.

Selain menekuni dunia tulis menulis Mazid juga menggeluti dunia seni peran. Semenjak ia bergabung dengan teater Laras asuhan seniman Jepara Asyari Muhammad. Membuatnya menjadi sering berpentas baik itu membaca puisi maupun pentas drama. Menurutnya dalam kehidupan harus seimbang yaitu antara menjalankan otak bagian kiri untuk bersekolah dan otak kanan untuk berkreativitas.

Berorganisasi
Cowok yang berparas sedikit lebar dan tidak terlalu tinggi itu memang sangatlah aktif. Hampir seluruh elemen organisasi yang ada di sekolahnya ia ikuti mulai dari OSIS, PMR, PKS, IPNU, Pramuka dan PIK KRR. Pada saat ia masih duduk dibangku sekkolah menengah pertama ia telah dipercaya menjadi ketua OSIS MTs Walisongo periode 2008-2009 dan menjadi Pratama (Ketua Pramuka) pada periode 2008-2009 juga.

Kemudian ketika ia bersekolah di MA Walisongo ia pun dipercaya untuk memimpin beberapa organisasi, mulai menjadi ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) tahun 2010-2011, ketua Teater Laras tahun 2011-2012 dan menjadi ketua OSIS MA Walisongo tahun 2011-2012. selain itu ia juga aktif menjabat sebagai ketua Departement Jurnalistik di organisasi Cikal NU Kabupaten Jepara.

Guna menambah keilmuannya dalam bidang organisasi ia juga sering mengikuti pelatihan-pelatihan antara lain adalah Latihan Dasar Kepemimpinan Pelajar dan Santri (LDKPS) tahun 2010, Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) tahun 2011, Latihan Kader Muda (Lakmud) tahun 2011, Seminar Kewirausahaan tahun 2011 dan Latihan Kader Utama (Lakut) tahun 2011. Ia  berpesan kepada semua pelajar jangan pernah merasa rugi apabila kalian mengikuti organisasi karena hal tersebut sangatlah bermanfaat ketika nanti kita telah terjun kemsyarakat. (RMM)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn