Langsung ke konten utama

Lunturnya Bahasa Indonesia

Oleh Rif’ul Mazid Maulana

Sumber : (Suaramerdeka.com) Perkembangan Bahasa Indonesia akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Hal itu dikarenakan semakin tidak pedulinya generasi muda terhadap bahasa persatuan. Banyak generasi penerus bangsa tidak mengerti ejaan yang tepat serta ketatabahasaan yang baik, sehingga Bahasa Indonesia terkesan menjadi bahasa rancu.

Pada awalnya masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan dialek lokal sebagai alat komunikasi. Namun dengan semakin luasnya kebutuhan manusia dan menuntut berinteraksi dengan masyarakat di lain daerah yang mempunyai dialek lokal berbeda-beda, maka diperlukan bahasa untuk mempersatukan pluralisme bahasa di Nusantara.

Sebelum Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa pemersatu, banyak tokoh negara yang mengusulkan bahasa Jawa sebagai bahasa persatuan. Bahasa Jawa mempunyai tatanan dan perbendaharaan kata yang lebih indah dan lugas. Namun karena suku bangsa di Indonesia tidak hanya dari suku Jawa, sehingga hal itu tidak diterima sebagai bahasa persatuan akhirnya merekomendasikan Bahasa Melayu sebagai bahan baku Bahasa Indonesia.


Bahasa Melayu dipilih sebagai bahan baku bahasa Indonesia karena saat itu bahasa Melayu telah mempunyai andil cukup besar terhadap pola bahasa masyarakat di pelbagai daerah di Indonesia. Bahasa Melayu telah menyebar ke pelosok Nusantara sejak masa kerajaan hingga kolonialisme di Indonesia.

Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pakar purbakala yang sekarang ini menemukan prasasti dengan menggunakan bahasa Melayu kuno dan bertuliskan aksara Pallawa. Karena pada masa itu, banyak raja yang telah menggunakan bahasa Melayu sebagai alat komunikasi sehari-hari.

Pada masa kolonialisme Belanda, bahasa Melayu juga telah dipergunakan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat pribumi, mengadakan perjanjian dengan raja-raja dan untuk menyebarkan ajaran agama kristen di Nusantara. Walaupun pada masa penjajahan belanda mempunyai propaganda untuk menghapus bahasa Melayu, namun masyarakat Indonesia tetap teguh dengan prinsipnya.

Bahasa Gaul

Modernisasi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa kita sadari telah berdampak langsung terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai EYD). Remaja Indonesia seakan lebih bangga apabila menggunakan bahasa gaul jika dibandingkan dengan memakai bahasa Indonesia yang sesuai dengan tatanan pola bahasa.

Perkembangan media sosial seperti sms, twitter, facebook dan media komunikasi sosial lainnya, serta media penyiaran seperti radio dan televisi justru dapat menghambat perkembangan bahasa Indonesia.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain di media twitter misalnya, seseorang akan lebih sering menggunakan kalimat yang di singkat-singkat daripada kalimat yang jelas dan baku, tidak memperhatikan pemakaian huruf yang sesuai dengan tata tulisan dan menggunakan istilah-istilah  yang tidak dibenarkan dalam pola bahasa Indonesia.

Selain itu, masalah yang tidak lepas dari pengaruh bahasa gaul adalah dalam dialek keseharian masyarakat Indonesia. Mereka dalam kesehariannya sering menggunakan kata lho, gue, bro dan lainnya, padahal kata-kata tersebut merupakan kata  yang tidak dibenarkan dalam EYD Bahasa Indonesia, namun telah berkembang luas di Indonesia.

Perkembangan bahasa gaul akhir-akhir ini tidak hanya pada masyarakat berekonomi bawah, namun telah sampai pada kaum berpendidikan seperti mahasiswa. Apabila hal tersebut dibiarkan terus-menerus maka tidak akan dipungkiri akan banyak sarjana yang tidak memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Rendahnya kemampuan berbahasa Indonesia tersebut, akan berdampak langsung terhadap rendahnya minat baca seseorang. Sebagai generasi penerus bangsa kita mempunyai tanggung jawab yang besar untuk melestarikan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga kita dapat menjadi sebuah Negara yang berkarakter dan menjunjung tinggi warisan leluhur.

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

MA Walisongo Ikuti Lomba Perpajakan

Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan berpartisipasi pada kegiatan Lomba Perpajakan "Tax For Student", Kamis (29/09). Kegiatan yang diadakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, dipusatkan di Gedung Wanita Jepara. Kegiatan yang diperlombakan adalah Lomba Cedas Cermat, Lomba Performance dan Lomba Poster Perpajakan.   Bupati Jepara, Drs Hendro Martojo MM, dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan tersebut merupakan proses sosialisasi kepada pelajar mengenai perpajakan. “Pelajar merupakan elemen terpenting dalam mewujudkan program Menuju Jepara Tertib Pajak (MJTP),” tutunya. Kegiatan yang diikuti oleh lima belas SMA se-kabupaten Jepara menempatkan MA Walisongo sebagai satu-satunya Madrasah Aliyah swasta yang mendapatkan undangan dari KPP Pratama Jepara. Mukhlisin, S.Pd, M.Sc,Wakil kepala bagian Kesiswaan mengatakan bahwa hal tersebut membuktikan bahwa MA Walisongo merupakan salah satu Madrasah Aliyah unggulan. “Tidak semua Madrasah Aliyah dapat mendapatkan kehormatan untuk megi