Langsung ke konten utama

IPNU-IPPNU MA Walisongo Gelar Gebyar Muharram

Pembacaan Maulid oleh Jawaso MA Walisongo Pecangaan
Jepara-Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan menggelar kegiatan gebyar Muharram 1434 H, Sabtu (17/11). Kegiatan tersebut, bersamaan dengan pelantikan dan temu alumni PK IPNU-IPPNU MA Walisongo serta up grading.

Ahmad Auliya Asror, ketua PK IPNU MA Walisongo mengatakan bahwa gebyar Muharram merupakan agenda wajib IPNU-IPPNU.

“Gebyar Muharram tersebut merupakan agenda wajib IPNU-IPPNU dalam menyambut tahun baru Hijjriyah,” katanya.

Auliya, menjelaskan pada tahun ini gebyar Muharram juga dirangkai dengan beberapa acara. “Bersamaan dengan Gebyar Muharram ini juga diadakan pelantikan, temu alumni serta Up grading,” jelasnya.

Dia menuturkan momentum tahun baru HiJjriyah sebagai peserta didik perlu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. “Tahun baru HiJjriyah ini harus di maknai oleh seluruh peserta didik untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya,” tuturnya.

Asror, berharap kepada seluruh peserta didik untuk dapat mengambil hikmah dari peringatan tahun baru Hijjriyah tersebut. “Dengan acara tersebut saya harapkan peserta didik dapat mengambil hikmah serta Hijrah ke arah yang lebih baik,” harapnya.

Drs Rohmadi, kepala MA Walisongo Pecangaan menuturkan bahwa tahun baru perlu sebuah semangat baru untuk berbuat yang lebih baik.

“Dengan datangnya tahun baru ini kita harus memiliki jiwa semangat perubahan, dari yang kurang baik menjadi lebih baik.” Tuturnya saat memberikan kata sambut di acara tersebut.

Beliau berharap kepada seluruh pengurus IPNU-IPPNU yang telah dilantik untuk dapat melaksanakan kewajiban berorganisasinya dengan baik.

“Keberhasilan-keberhasilan yang telah ditorehkan oleh alumni IPNU-IPPNU sudah selayaknya untuk dijadikan motivasi dan semangat memperbaiki organisasi,” Harapnya.

Hijjrah

KH Nurahmat MA Rohim, S.Ag dalam mauidloh hasanah menuturkan bahwa kita telah berhijjrah dari tahun 1433 ke 1434 H.

“Dengan hijjrah tersebut kita harus mempunyai jiwa perubahan dari yang awalnya kurang taat menjalankan ke wajibkan Allah menjadi lebih taat,” tuturnya.

Nurrahmat, mengungkapkan sekarang kita dituntut untuk berbenah diri di segala bidang. “Dengan momentum tahun baru ini kita harus memperbaiki diri mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, sosial hingga bidang keagamaan,” ungkapnya.

Beliau berharap peserta didik MA Walisongo untuk dapat melaksanakan semua yang diperintah Allah dan meningglkan yang dilarangnya. “Mulai sekarang kita harus menata kehidupan dan menyerukan amal ma’ruf nahi mungkar,” Harapnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua IPNU Cabang Jepara, Chusni Maulana dan ketua IPPNU Cabang Jepara, Hamidatur Rohmah. (Rif’ul Mazid Maulana, Siswa MA Walisongo Pecangaan)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn