Langsung ke konten utama

Siswa MA Walisongo, Berprestasi Lewat Tulisan

Rif'ul Mazid Maulana
Pecangaan-Siswa MA Walisongo Pecangaan, Riful Mazid Maulana melalui reportasenya ‘Semarak Porsema dan OSK LP Maarif Jateng’, berhasil melenggangkan dirinya menuai prestasi sebagai Juara II Lomba Reportase Pelajar tingkat Jawa Tengah. Predikat itu diraihnya dalam Porsema dan OSK LP Maarif Jateng yang dilaksanakan di Kudus, belum lama ini.

Prestasi yang diraih lelaki kelahiran Jepara, 15 Maret 1995 itu tidak lepas dari spirit guru Bahasa Indonesia sewaktu masih duduk di kelas II MTs Walisongo Pecangaan. Waktu itu, gurunya Ibu Asiyah memberikan apresiasi padanya. Berita yang ia buat adalah yang terbaik diantara siswa yang lain. Dan karyanya itu, oleh inisiatif guru dipajang di mading madrasahnya.

Ia juga diminta gurunya mengelola mading sekolah dan pernah terbit satu kali edisi. “Awal kali mempunyai semangat menulis tidak lepas dari motivasi Bu Asiyah. Motivasi tersebut masih saya ingat sampai sekarang,” ingatnya.

Spirit menulis lelaki yang tinggal di Desa Troso RT.07 RW.07 Kecamatan Pecangaan kemudian dilanjutkannya sejak masuk di MA Walisongo. Ia aktif dalam kegiatan jurnalistik di madrasahnya. Sehingga melalui keaktifannya, Ketua OSIS madrasah setempat berbuah hasil.

Selain Juara tingkat Jawa Tengah, belum lama ini dirinya berhasil memperoleh Juara I Lomba Reportase, Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar (LKTIP) tingkat Kabupaten dan 10 besar Lomba Cipta dan Baca Puisi se-Karisidenan Pati.

“Prestasi-prestasi yang saya torehkan tidak lepas dari semangat dan motivasi para pembimbing. Sehingga yang utama saya menghaturkan banyak terima kasih,” paparnya.

Di kelas XII nanti, Mazid belum punya target khusus dalam bidang penulisan. “Untuk tahun ajaran yang akan datang saya belum mempunyai target. Saya ingin mengalir saja,” imbuhnya.

Meski tidak bertarget, secara berkala putra pasangan Busyairi-Nur Wakhidah secara berkala menulis berita di NU Online, Warta Demak dan Tilik Kampung (Suara Muria). Berita-berita itu ia tulis saat di sekolahnya ada kegiatan. “Berita-berita tersebut saya tulis tidak lain untuk mengembangkan kapasitas kepenulisan saya,” imbuhnya. (Syaiful Mustaqim)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kecerda

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn