Langsung ke konten utama

Tiga Calon Rektor Unnes 2014-2018

Dari Kiri : Supriadi Rustad, Fathur Rokhman, Suwito Eko Pramono 
Badan Pekerja Senat Universitas Negeri Semarang (Unnes) tetapkan tiga calon dari lima bakal calon rektor, Rabu (18/6). Tiga calon tersebut adalah Supriadi Rustad, Fathur Rokhman, dan Suwito Eko Pramono.

Sebelumnya, telah ditetapkan lima bakal calon, kelimanya adalah Achmad Rifai RC (FIP), Fathur Rokhman  (FBS), Martitah (FH), Supriadi Rustad (FMIPA), dan Suwito Eko Pramono. Penetapan calon Rektor Unnes periode 2014-2018 tersebut diawali oleh pemaparan visi, misi dan tanggapan dari masing-masing bakal calon.


Pemilihan Suara
Pada pemilihan suara rektor putaran pertama diperoleh suara dari masing-masing calon sebesar, Achmad Rifai RC (0 Suara), Fathur Rokhman (30 Suara), Martitah  (1 Suara), Supriadi Rustad (37 Suara), dan Suwito Eko Pramono (1 Suara) dari 69 suara.

Selanjutnya, untuk penetapan calon ketiga diadakan pemilihan ulang. Pada putaran kedua tersebut Suwito Eko Pramono unggul dengan 34 suara dari Martitah, yang hanya mendapatkan 14 suara dari 65 total suara yang masuk, 11 tidak sah dan 6 abstain.

Ketua Senat Unnes Samsudi mengatakan bahwa selanjutnya ketiga calon tersebut akan diajukan ke Kemendikbud. “BPK akan segera melengkapi dokumen-dokumen seperti daftar riwayat hidup dan berita acara, selanjutnya akan diajukan segera ke Kemendikbud,” kata Samsudi saat ditemui reporter Express di Ruang Sidang Senat.

Samsudi menjelaskan pemilihan Rektor Unnes akan dilaksanakan sesuai jadwal yaitu tanggal 26 Juni mendatang. “Kami akan mengupayakan kepada kemendikbud untuk dapat mengadakan pemilihan rektor sesuai jadwal yang telah kami rencanakan,” jelasnya.  

Samsudi menuturkan berdasarkan Permendikbud No 33 persentasi penetapan rektor adalah 35% dari kemendikbud dan 65% dari suara senat. “Kemendikbud mempunyai hak untuk menentukan rektor sebesar 35%. Suara tersebut dapat dibagi kepada seluruh calon rektor atau salah satu, hal itu merupakan hak prerogatif dari Kemendikbud,” tuturnya. (Mazid)

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Islam Dulu Dan Kini

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seorang pakar pendidikan Islam berdarah hadrami, al Habib Abu Bakar al Masyhur al Adni, Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) adalah pendidikan dan peningkatan diri atas adab, akhlak, patuh akan syariat dan jauh akan larangannya. Mengikuti kata hati berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap Dinnya serta rasa cinta pada Allah SWT. dan Rasulnya SAW. juga berkhidmat dengan cara yang benar pada umat sembari memasyarakatkan kebaikan dan menepis kehinaan dan kerendahan moral.  Pendidikan islam pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan tingkat kec...

Sejarah Desa Troso

Sejarah Desa Troso tidak dapat di pisahkan dari peristiwa peperangan antara Sultan Hadirin dengan Arya Penangsang yang terjadi di sebuah daerah di Kabupaten Kudus. Pada peperangan tersebut Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Panangsang. Sultan Hadirin merupakan suami dari Ratu Kaliyamat adipati Jepara. Selanjutnya, jenazah Sultan Hadirin dibawa dari Kudus ke Jepara dengan cara dipikul oleh orang (Pengikutnya). Singkat cerita, ketika para pemikul jenazah sampai di suatu tempat, mereka telah menghirup bau yang busuk, dalam bahasa jawa berarti “Purwo” yang berarti permulaan dan “Gondo” yang berarti bau busuk. Sehingga daerah tersebut sekarang di beri nama Desa Purwogondo. Sesampainya di Pecangaan para pemikul jenazah tersebut sudah sangat lelah, namun karena itu menjadi suatu pengabdian kepada Pupundennya (Orang yang sangat di hormati) hal tersebut tetap di laksanakan.

Nikmatnya Horok-Horok Jepara

Nikmatnya Horok-horok Jepara Horok-horok merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jepara. Karena makanan itu tergolong, makanan yang murah meriah dan dapat ditemui diberbagai pedagang makanan, pasar-pasar hingga kios pinggir jalanan yang ada di Kabupaten Jepara. Namun horok-horok sulit di dapatkan di luar Jepara. Horok-horok adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung pohon aren. Horok-horok umumnya dimakan dengan Sate Kikil, soto, bakso, gulai, dan sayur pecel. Selain itu dapat juga dimakan dengan diberi santan dan sedikit gula pasir, seperti bubur. (Wikipedia Indonesia) Selain itu horok-horok juga dapat dimakan bersama dengan sirup ataupun air gula. Sehingga manfaat horok-horok sangat banyak untuk di kombinasikan dengan berbagai makanan. Selain itu, horok-horok juga dapat di makan sendiri tanpa disandingkan dengan makanan lain. Cara membuat horok-horok adalah dengan tepung yang terbuat dari pohon aren. Metode mengambilnya menggunakan sisir rambut. Bentukn...