Add caption |
Jepara-Madrasah Aliyah Walisongo berhasil menyabet juara 1 (satu) lomba film dokumenter yang diadakan oleh Pusat Informasi Konseling (PIK) Pikir, Forum Kajian Jender (FKJ) dan PMII Cabang Jepara baru-baru ini.
Film dokumenter yang mengulas tentang masalah remaja dan segala permasalahannya tersebut dibuat oleh Niswatur Rahmah (XII Keagamaan) dan Maziyatul Aqliyah (XI Keagamaan) dan dibimbing oleh Agus Siswanto, A.Md guru Bahasa Inggris di MA Walisongo.Niswah yang juga ketua PIK KRR Citra Remaja MA Walisongo menceritakan bahwa video yang dibuatnya menyuguhkan tentang problem-problem remaja mulai dari tawuran antar pelajar, balapan liar, mabuk-mabukan, narkoba hingga free sex.
"Banyak masalah yang dapat ditimbulkan dari pergaulan remaja yang salah yaitu dimulai dari hal-hal kecil seperti mabuk-mabukan hingga nanti ingin mencoba yang lebih menantang seperti seks bebas." tuturnya.
Rahma menjelaskan bahwa masih banyak masalah lagi yang dapat muncul dari perilaku seks bebas mulai dari terkena penyakit kelamin seperti Inveksi menular seks (IMS) hingga Aids yang mematikan.
Menurutnya masalah remaja merupakan penyakit yang paling berbahaya didunia ini karena tanpa generasi muda yang cerdas dan berpendidikan negara ini tidak akan berkembang.
"Generasi muda sebagai penerus bangsa haruslah cerdas dan beradab sehingga kelak dapat memajukan negara bukan malah membebaninya dengan hal-hal yang tercela," katanya.
Maziyatul Aqliyah, mengungkapkan proses kreative pembuatan film tersebut dilakukan dengan berbagai cara mulai dari membaca buku refrensi, melihat video di internet hingga bertanya kepada guru-guru yang paham tentang film.
Tidak mudah membuat sebuah film yang enak dinikmati oleh setiap orang, tambah Mazia. beberapa hari kami harus merelakan waktu belajar untuk mencari inovasi-inovasi baru yang akan kami tuangkan dalam sebuah karya ini.
"Namun dengan diraihnya juara ini kami sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah membalas pengorbanan kami selama ini," tambahnya.
Niswah dan Mazia berharap filmnya akan dapat memberikan pelajaran dan tuntunan kepada para remaja untuk menjaga diri dari hal-hal negatif dan terus meningkatkan prestasi.
Agus Siswanto, pembimbing film mengaku terkejut karena sebelumya dia tidak pernah mengharapakan film yang dibuat bersama dua siswanya tersebut dapat menjadi juara.
"Saya tidak menyangka film yang kami buat dapat menjadi juara, namun bagai manapun hal tersebut adalah anugrah dari Allah yang wajib kita syukuri," aku Agus.
Hal senada juga diungkapkan oleh Drs Rohmadi AF, kepala MA Walisongo Pecangaan, beliau kagum terhadap ketekunan siswinya dalam membuat film dokumenter tersebut.
Rohmadi, berharap potensi yang dimiliki oleh siswinya tersebut tidak hanya berhenti dan berpuas pada ajang perlombaan tersebut, namun mereka harus terus di kembangkan.
"Madrasah terus menfasilitasi siswa-siswinya dalam mengembankan potensinya. Apabila potensi itu positif maka kami akan semaksimal mungkin untuk menjembataninya agar kelak dapat bermanfaat," harapnya. (Rif'ul Mazid Maulana)